Jumat, 06 Mei 2011

Frozen

kemarin saya menonton sebuah film yang judulnya "Frozen" , jalan ceritanya sederhana tapi ada nilai-nilai yang menarik dari film tersebut.

Cerita awalnya adalah ada 3 orang sahabat (2 pria 1 wanita) yang sedang berlibur untuk bermain ski di pegunungan bersalju. Pada suatu malam mereka bertiga nekad untuk naik ke eskalator gantung menuju lokasi bermain ski. Di tengah perjalanan mereka melintasi jalur rel, tiba-tiba listrik dimatikan oleh petugas setempat yang tidak tahu bahwa mereka masih tergantung di eskalator tersebut.

Dalam kondisi tergantung puluhan meter di atas hamparan salju diselimuti kegelapan malam dan angin yang sangat dingin, mereka bertiga menjadi panik serta sangat ketakutan. Di tengah situasi tersebut mereka hanya punya 2 pilihan, yaitu hanya diam menunggu bantuan (sementara itu arena ski baru akan beroperasi kembali setelah minggu depan) atau berusaha turun dengan cara apapun. Resiko dari kedua pilihan tersebut adalah sama yaitu mati, cuma bedanya kalau mereka diam menunggu bantuan, resikonya mati kedinginan sampai beku, sedangkan jika mereka pilih turun dari eskalator gantung, maka resikonya adalah mati karena patah tulang atau terluka parah.

Akhirnya salah satu dari mereka bertiga memutuskan untuk turun dari eskalator dengan cara melompat, jika seandainya dia berhasil maka dia akan langsung menuju kantor petugas setempat untuk minta bantuan, dan setelah dia mencoba terjun (whuss....KRAK!), tulang kakinya langsung patah dan menusuk keluar dari kulitnya, dia menjerit kesakitan dan jadi tidak bisa bergerak sedikitpun sementara darah terus mengalir dari robekan kulitnya. Lalu tiba-tiba ada serigala yang mendekat, dia berusaha mengusirnya dibantu oleh temannya yang masih berada di eskalator, tetapi malah semakin banyak serigala yang mengelilinginya dan dia pun dimakan hidup-hidup oleh gerombolan serigala yang lapar.

Satu Hari pun berlalu (malam ketemu malam)....kulit wajah mereka sudah kaku, jika dipegang/diusap agak keras akan langsung robek dan berdarah......

Selanjutnya giliran orang kedua yang mencoba untuk keluar dari eskalator, dia mau memanjat kabel baja yang berada di atas eskalator supaya bisa sampai ke tiang pondasi eskalator yang memiliki anak tangga untuk bisa turun ke bawah, ketika pertama kali dia mencoba menggantungkan tangannya ke kabel tersebut, kulit di telapak tangannya langsung robek-robek karena kabel baja tersebut sangat tajam untuk dipegang, meskipun dia sudah memakai sarung tangan kulit yang tebal. karena sudah tidak ada jalan lain, maka dia tetap melakukan aksinya hingga luka robek di telapak tangannya semakin parah, sementara itu para serigala sedang mengintainya dari bawah bersiap untuk memakannya hidup-hidup jika dia sampai jatuh. Dan usahanya sudah lumayan berhasil, dia sudah sampai ke tiang pondasi eskalator, dan langsung segera turun dengan anak tangga yang menempel pada tiang. Tepat ketika sepatunya menginjak tanah bersalju, serigala langsung mengejarnya. Dengan bermodalkan papan seluncur seadanya dan tongkat, dia meluncur menghindari kejaran gerombolan serigala.

satu hari lagi berlalu... si orang kedua juga belum ketahuan kabarnya. sekarang tinggal orang ketiga (wanita), dia hanya bisa pasrah karena terlalu takut untuk berbuat nekad.


Nasib membuat si orang ke tiga untuk bisa turun dari eskalator, kabel besi berukuran tipis yang di atas tempat duduknya putus perlahan-lahan sehingga dia jatuh dalam ketinggian yang lebih rendah. ketika dia jatuh, tempat duduk eskalator menimpa sebelah kakinya dan membuat dia tidak bisa berdiri, namun tekad untuk hidupnya masih tinggi, dia menguling-gulingkan badannya serta merangkak dengan tangannya untuk mencari jalan keluar. setelah beberapa ratus meter dia merangkak di hamparan salju, dia terkejut karena gerombolan serigala berada beberapa meter di depannya. Namun anehnya gerombolan serigala tersebut tidak jadi membunuh dirinya, malah mengacuhkannya, kesempatan ini tidak disia-siakan olehnya, dia terus melanjutkan perjalanannya dengan terus merangkak. Tetapi sebelum dia jauh, dia sempat mengintip ke arah gerombolan serigala yang sedang berkumpul, di sana ada mayat yang sedang dimakan dan dia segera mengenalinya bahwa itu adalah mayat temannya (orang yang ke dua). Meskipun sedih karena sudah kehilangan dua orang sahabatnya, dia tetap fokus untuk mencari jalan keluar. Pada akhirnya dia berhasil menemukan jalanan umum yang kebetulan dilewati sebuah mobil, dia pun langsung digendong masuk ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit (akhirnya selamat juga).

The End


Kesimpulan: Jalan keluar selalu ada, tetapi selalu ada resiko di setiap jalan yang kita lalui. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan hasilnya.

Tidak ada komentar: